You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Cinunuk
Desa Cinunuk

Kec. Cileunyi, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

# Ayo Dulur, Disiplin Protokol Kesehatan, Patuhi 5 M ---> 1. Memakai Masker 2.Mencuci Tangan Dengan Menggunakan Sabun 3. Menjaga Jarak 4. Menjauhi Kerumunan 5. Membatasi Mobilitas & Interaksi

Alhamdulillah, Dea Balita Penderita Gizi Buruk Warga Cinunuk Sudah Sudah Pulang dari Rumah Sakit

Redaksi 10 Mei 2021 Dibaca 1.026 Kali
Alhamdulillah, Dea Balita Penderita Gizi Buruk Warga Cinunuk Sudah Sudah Pulang dari Rumah Sakit

CINUNUK. KIM Desa Cinunuk. Dea Alivia (3) balita warga Kampung Cijambe Wetan RT 04/RW 18 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung setelah dirawat 11 hari karena alami gizi buruk dan TBC tulang akhirnya bisa pulang dari RSUD Ujungberung. Pulangnya Dea anak ke-6 pasangan suami istri Rusdiana (42) dan Ny. Sri Yuningsih (40) ini setelah ada sejumlah pihak yang berempati, termasuk setelah turun tangan Dinsos dan Dinkes Kab. Bandung. Saat ditengok, Dea yang masih lemah tengah digendong ibunya. Terlihat rumahnya yang sempit terbuat dari bilik nyaris renyot ini sangat mengenaskan. Betapa tidak, Rumah yang dibangun diatas tanah 3 tumbak tersebut pasesedek harus dihuni 8 jiwa. "Alhamdulillah Dea putra abdi dinten Jumaah (7-5-2021) enjing-enjing tos tiasa uih ti RSUD Ujungberung. Hatur nuhun kasadayana, pun anak tos uih, abdi teu ngaluarkeun biaya," tutur Ny. Sri Yuningsih ibu Dea didamping suaminya Rusdiana ketika ditemui Minggu (9-5-2021). Kurnia Dewi, fasilitator Desa Cinunuk yang mengantar ke rumah Dea membenarkan jika Dea pulang dari RSUD Ujungberung setelah turun tangan Dinkes, Dinsos Kab. Bandung dan Puskesmas Cinunuk. "Alhamdulillah ada respon positif dari dinas terkait sehingga Dea bisa pulang dari RSUD Ujungberung. Biaya perawatan Dea di RSUD Ujungberung Rp 11 juta sudah ditanggung Pemkab Bandung, termasuk SKTM nya," kata Kurnia Dewi. Menurut Kurnia Dewi, pihaknya selalu fasilitator dan Puskesos Desa Cinunuk akan terus mamantau dan menangani Dea. "Pekerjaan kami sekarang untuk mengurus BPJS Dea. Pasalnya, NIK Dea di KK error. Mudah-mudahan secepatnya Dea terdaftar di BPJS untuk meringankan biaya perawatan kedepannya," harap Kurnia Dewi. Ketua Puskesos Desa Cinunuk Kusnadi dan Kurnia Dewi berterima kasih ke dinas dan instansi terkait di Pemkab Bandung telah turun tangan sehingga Dea bisa pulang dari RSUD Ujungberung. Termasuk kata Kusnadi, apresiasi terhadap sejumlah pihak yang telah berempati terhadap Dea dengan mengumpulkan donasi. "Sejumlah pihak yang telah berempati tersebut dari Ketua RW 18 Pak Didin dan pengurusnya serta para Ketua RT. Termasuk ibu-ibu warga RW 15 dan pihak lainnya. Kami tak melihat besar kecilnya bantuan, tapi ini sebagai bentuk empati warga untuk meringankan beban keluarga Dea," tutur Kusnadi. Sementara itu, Riki Ganesa, S.Hut, anggota DPRD Kabupaten Bandung asal Cinunuk ini mengaku prihatin dan berempati terhadap Dea dan keluarganya. "Saya prihatin dan ikut berempati ke keluarga Dea apalagi setelah melihat kondisi rumahnya sangat mengenaskan. Insya Allah sudah tercatat rumah keluarga Dea secepatnya tersentuh program Rutilahu dari dana aspirasi Pak H. Anang Susanto, anggota DPR RI," kata wakil rakyat dari Fraksi Golkar ini. Diberitakan, hingga Kamis (6-5-2021) Dea (3) warga Kp. Cijambe Wetan RT 04/RW 28 Desa Cinunuk masih terbaring lemas di ruang Sakura RSUD Ujungberung, Kota Bandung karena alami gizi buruk dan terjangkit TBC paru tulang serta TBC tulang. Dea dirawat di RSUD Ujungberung sejak 26 April lalu. Meski berangsur membaik dan perutnya sudah tak membuncit, kedua orang tuanya kini benar-benar butuh uluran tangan untuk biaya perawatan, obat-obatan untuk bisa pulang dan untuk biaya l perawatan selanjutnya. Orang tuanya kini hanya bisa sabar dan pasrah serta berharap ada yang empati untuk mengulurkan tangannya memberikan bantuan. Pasutri Rusdiana dan Ny. Sri Yuningsih orang tua Dea anak ke-4 dari 6 bersaudara ini memang tergolong warga miskin. Kehidupannya sehari hari keluarga ini serba kekurangan. Untuk kebutuhan sehari-hari pun hanya mengandalkan dari penghasilan ngojek di kampungnya. Keluarga ini tergolong miskin tergambar pula dari kondisi rumahnya yang terbuat dari bilik nyaris renyot dan lantainya di pelur. (KIM).

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image