CINUNUK. KIM Desa Ciinunuk. Pascadibagikannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan konpensasi bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atas dinaikannya BBM, ternyata muncul uneg-uneg dan curhatan sejumlah warga.
Mereka pun mempertanyakan mengapa para KPM yang menerina BLT BBM ada sejumlah orangnya itu-itu saja, sama seperti bansos Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bansos serta BLT lainnya. Sementara yang butuh bantuan dan layak, terpaksa "gigit jari", alias tak dapat jatah BLT BBM.
"Teu ngartos ah abdi mah, nu kenging BLT BBM sareng bansos BPNT jalmina eta-eta keneh padahal nu peryogi bantosan seueur. Karunya oge, Pak RT, Pak RW sareng desa kateumbleuhan,"tutur sejumlah warga Kecamatan Cileunyi kepada KIM Desa Cinunuk, Senin (12/9/2022).
Menurut 2 orang warga Desa Cinunuk dan Desa Cimekar, meski yang mendapat BLT BBM dan bansos BPNT tersebut sudah rezekinya, tapi jika kondisinya seperti ini akan berdampak kecemburuan sosial. Apalagi jumlah KPM yang mendapat BLT BBM jumlahnya bertambah.
"Memang ada keterangan dari pihak terkait jika KPM yang mendapatkan BLT BBM dan bansos BPNT tersebut datanya dari Kemensos sesuai undangan danom. Yang jadi pertanyaan, apakah data KPM dari Kemensos valid, jangan-jangan yang sebelumnya tercatat miskin kini sudah kaya tapi masih mendapapatkan BLT. Sedangkan kini banyak warga butuh bantuan dan layak tak tercatat di
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos. Ini barangkali perlu dievaluasi, direvisi dan diverifikasi,"tutur seorang warga Desa Cimekar.
Ketua Puskesos Desa Cinunuk Kusnadi ketika dikonfirmasi membenarkan jika data KPM yang mendapatkan BLT BBM dan bansos BPNT datanya dari Kemensos yang tercatat di DTKS.
"Ke 848 KPM di Desa Cinunuk yang mendapatkan BLT BBM dan bansos BPNT datanya dari Kemensos sesuai undangan danau dan tercatat di DTKS. Pihak desa dan Pos Giru kapasitasnya selaku eksekutor alias menyebarkan undangan danom serta mencairkan BLT BBM dan bansos BPNT,"terang Kusnadi.
Sementara itu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Cileunyi Yudistira ketika dikonfirmasi terkait curhatan sejumlah warga desa di Kecamatan Cileunyi soal pembagian BLT BBM dan bansos BPNT yang konon katanya KPM orangnya itu-itu saja mengatakan, pihaknya menilai itu sah-sah saja, wajar dan manusiawi.
"Maklum dalam kondisi yang serba sulit saat ini, ditambah BBM naik, munculah kecemburuan sosial. Jika ada warga yang benar-benar membutuhkan dan layak dibantu tak tesentuh, jelas cemburu jika melihat tetangga dekatnya yang tergolong mampu dapat BLT BBM," kata Yudistira.
Ketika ditanya benarkan jika para KPM yang mendapatkan BLT dan bansos BPNT mutlak datanya dari Kemensos sesuai DTKS dan apakah datanya bisa dievaluasi, direvisi dan diverifikasi?
Diungkapkan oleh Yudisitira, data KPM yang mendapatkan BLT BBM dan bansos BPNT memang datanya dari Kemensos sesuai DTKS. Hanya kata Yudistira, jika data KPM dari Kemensos ingin benar-benar valid harus dilakukan verifikasi dan harus segera dilakukan langkah oleh sejumlah pihak terkait.
"Saya tahu, Basis Data Terpadu (BTD) ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2017. Disinilah peran Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) untuk mendata kembali KPM yang benar-benar valid bekerjasama RT dan RW terus dimusdeskan. Sudahkan ini dilakukan? Jika hal ini berjalan, insya Allah data KPM di DTKS Kemensos terverifasi. Ini sesuai Permensos no 3 2021, tentang pengelolaan DTKS," tutup Yudistira.
Diberitakan sebelumnya,
Camat Cileunyi Agus Rizal mengatakan, sebanyak 4.267 KPM di 6 desa se Kecamatan Cileunyi menerima BLT BBM dan bansos BPNT.
Ke 4.267 KPM di 6 desa tersebut kata Agus, masing-masing Desa Cibiruhilir 217 KPM, Cibiruwetan 572 KPM, Cileunyikulon 674 KPM, Cileunyiwetan 1084 KPM, Desa Cimekar 872 KPM dan Desa Cinunuk 848 KPM. (KIM).